Ternyata begini ya rasanya? Aku menulis cerita tentang kita, tapi aku tidak tau akan sesingkat ini akhirnya~
---
Sekarang pertanyaannya begini, "jika dari awal sudah salah, kenapa masih dilanjut kisah tentang kita? dan sekarang semuanya berantakan, mau mengeluh juga buat apa?" Hahaha ya-yasudah, mau diapakan lagi? Dia punya inginnya sendiri dan aku pun punya harapku sendiri. Sudah tak searah. Atau memang dari awal tujuannya sudah berbeda?
Dia tidak tinggal, tetapi juga tidak pergi. Dia memberi banyak tanda tanya. Tanda tanya yang tak pernah kutemukan jawabannya sampai sekarang. Jika saja memang pergi menjadi inginnya, kupersilahkan. Bukan karena menyerah, aku hanya berusaha bersikap bijaksana. Bijak bahwa dia juga butuh bahagianya sendiri. Tapi, berpamitan saja tidak pernah. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Lucu. Ternyata, dia lebih payah daripada aku. Tapi, dia juga cukup hebat bisa membuatku tumbuh, meski dari luka.
Mungkin pikirnya berpamitan akan terlihat menyakitkan untukku. Padahal, yang lebih terlihat menyakitkan adalah dia yang tiba-tiba pergi tanpa peduli ada seseorang yang berharap ada kalimat pamit yang sangat ingin didengar. Jika dia tak ingin melakukannya, baiklah biar aku saja. Setidaknya cerita yang kita mulai ini memiliki akhir, meski tak seindah yang pernah dibayangkan seperti dahulu. Sebenarnya, aku tak pernah mau melakukan ini. Aku ragu. Tapi, dia terlihat sangat yakin untuk membuatku pergi. Aku saja yang keras kepala tetap disampingnya hahaha.
Aku yang sudah lama bertahan dan memaklumi segala sifatnya, kini ternyata bisa lelah juga. Karena sejatinya, setiap manusia butuh patah untuk tumbuh. Perlu jatuh untuk bangun. Dan harus menepi sebelum tersakiti lebih dalam lagi.
Dia menjadi harap yang paling kusemogakan. Dia menjadi tokoh yang kehadirannya sangat kunantikan. Dan kini, sepertinya kalimat itu sudah tidak layak lagi untuk kupertahankan. Ada kata 'pernah' yang harus kuletakkan diantara kata dia-menjadi. Hahaha mari merayakan luka dengan suka, karena prosesnya pun bukan cuma duka saja, ada banyak suka juga yang menemani.
Cukup sekian kalau begitu,
Akhiri saja di Maret ini, ya?
Semoga bahagia selalu menyertai,
Semangat kejar cita dan cintamu,
Jika butuh hanya sekadar teman, aku masih ada.
Komentar
Posting Komentar